Jumat, 04 Februari 2011

HABLUMMINALLAH-HABLUMMINANNAS: SOLIDARITAS SOSIAL*


Hablumminallah dan Hablumminannas adalah satu paket kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Maka mengimani Allah tidak lepas dari "memegang" kebersamaan manusia (Umat Islam). Hablumminallah adalah ibarat tali yang fungsinya adalah untuk mengikat & menarik. Tali yang dimaksud  ini adalah tali yang ujungnya dari Allah, Secara umum dan ringkas itulah keimanan, yang mana faktor itulah yang mengikat & menarik kita. Sedangkan Hablumminannas (Tali dari para manusia) Singkatnya adalah  wujud atau bentuk konkrit dari iman yang terbungkus dalam bentuk "ikatan sesama manusia" yang memegang keimanan.

Sebelum Fajar menyingsing, takbir bergema di luasnya cakrawala, menyebut nama sang pencipta saling bersahut-sahutan. Perlahan-lahan sang surya mulai menampakkan sinarnya menunggu detik-detik persembahan seorang hamba untuk khalik-Nya. Ketika semua proses persembahan sudah selesai, terbersit perasaan lega dihati bahwa kita sudah mampu berkurban atas nama sang khalik bukan atas nama yang lain.Untuk menjadi muslim sejati  kita harus bisa membangun rasa persaudaraan sesama muslim. Nah, salah satu manifestasi (bentuk nyata) dari sikap persaudaraan kita itu adalah dengan berkurban. Dalam hadits yang lain Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa mengumpulkan harta dengan cara tidak benar (haram), Allah akan memusnahkannya dengan banjir dan tanah longsor (HR Al Baihaqi).
Oleh karena itu, jika rasa saling bantu sesame manusia itu tidak dimulai dari berbagi harta daging seperti itu, maka masalah ekonomi yang dihadapi saudara kita akan dapat memicunya untuk menempuh cara-cara haram dalam mendapatkan materi. Dan bila hal ini dibiarkan, maka banjir dan tanah longsor dapat menimpa diri kita semua. Sikap tak peduli dengan penderitaan, kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan saudara kita akan menimbulkan bencana bagi kita semua. Sikap egois, mau menang sendiri, sombong, cuek dan tamak adalah sikap yang menunjukkan ketidak pedulian seseorang.
Sesungguhnya hari raya idul adha merupakan hari raya yang mempunyai hikmah yang sangat besar. Salah satunya adalah sebagai wahana solidaritas sosial. Mengapa demikian, karena dengan berkurban kita diajarkan untuk dapat melatih kepekaan sosial dan berbagi dengan saudara-saudara kita yang belum beruntung dalam hal kesejahteraan. Sehingga dengan berkurban dapat menjadi penunjuk arah kita untuk menjaga rasa kepedulian sosial kita. Berkurban pada saat sekarang ini bak Pelita didalam kegelapan, dimana dengan situasi ekonomi yang sedang terpuruk daging kurban menjadikan Sinar Harapan dan suatu berkah yang besar bagi saudara-saudara kita yang hanya bisa menikmati rasanya daging hanya pada hari raya idul adha.
Jadi dengan berkurban dapat menjadikan kita sebagai orang yang peka dalam menyikapi kesetiakawanan sosial juga menjadi orang yang selalu waspada akan terjadinya penurunan kesetiakawanan sosial pada diri kita. Semoga hari raya idul adha kali ini bisa membawa manfaat yang lebih besar tidak hanya untuk yang berkurban tetapi juga bagi yang menerima daging kurban. (Redaksi)

*Sajian Utama pada Edisi III

Tidak ada komentar:

Posting Komentar