Jumat, 04 Februari 2011

Bulan Ramadhan adalah Bulan Pendidikan*


Rasulullah S.A.W bersabda : " Seandainya umatku mengetahui apa yang terdapat di bulan ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar semua tahun itu menjadi bulan ramadhan. Karena sesungguhnya semua kebaikan berkumpul di bulan ramadhan. Ketaatan di terima oleh Allah, semua do'a di kabulkan, semua dosa di ampuni, dan syurga rindu kepada mereka."


Disebut Bulan Pendidikan karena pada bulan ini kaum beriman melakukan pendidikan terhadap seluruh dimensi kehidupannya, mulai dari nafsu, hati, fisik, ibadah, keluarga, masyarakat, ilmu, dan lain-lain. Di samping itu juga karena Al-Qur’an diturunkan di bulan ini, dan ayat yang pertama adalah iqra, yang menyuruh kita banyak membaca dan belajar.
Bulan yang penuh dengan Cinta ini lah sebenarnya bulan yang sangat nikmat jika kita memahaminya dengan benar. Karena semua kemurahan Allah akan diberikan pada Bulan ini. Bulan Ramadhan adalah ajang untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya.
Bulan Ramadhan juga mengandung pendidikan kepada kita agar menjadi lebih baik. Diantaranya adalah mendidik kita untuk introspeksi diri dan bertanggung jawab, mendidik kita agar memiliki jiwa sosial yang tinggi, mendidik kita untuk selalu berdisiplin, mendidik dan mengajak kita kepada kejujuran dan mendidik kita untuk saling tolong-menolong.
Puasa di bulan Ramadhan bisa diibaratkan sekolah khusus yang ajaran barunya selalu dibuka setiap tahun dengan tujuan pendidikan praktis dalam menyerap nilai-nilai yang paling tinggi. Barangsiapa memasukinya untuk mendapatkan karunia Ilahi, kemudian ia berpuasa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, lalu ia dapat melakukan ibadah tambahan sesuai yang telah disyari’atkan, maka ia akan lulus dengan menyandang gelar muttaqin (Orang yang Bertaqwa). Dengan gelar muttaqin orang akan mendapatkan jaminan ampunan dari Allah SWT dan terbebas dari api neraka.
Setelah sebulan penuh dididik Ramadhan, ilmu pun didapat, maka langkah selanjutnya adalah mengamalkannya di sebelas bulan berikutnya. Islam menginginkan orang yang berilmu mengamalkan ilmunya demi kebaikan diri dan orang lain. Ilmu pada seseorang ibarat sebatang pohon dan amal sebagai buahnya. Perintah belajar dan menuntut ilmu bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas amal muslim. Dengan amal itu pula, muslim memperoleh kebahagiaan di dunia dan selamat di akhirat.
Karenanya, hakikat dari belajar atau menuntut ilmu adalah perubahan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan setelah mengetahui kemudian mengamalkannya. Sedangkan manusia yang tidak mampu lagi berubah (setelah belajar/menuntut ilmu) sejatinya ia telah mati. Oleh karena itu, jadilah manusia pembelajar, karena dengan belajar berarti akan ada perubahan, perubahan adalah keniscayaan, karena orang yang cerdas (sang pembelajar) adalah orang yang jeli untuk mengetahui dan mengakui kelemahan dirinya. Dari kesadaran tersebut, ia perbaiki dirinya agar selanjutnya ia dapat melakukan yang terbaik dalam hidup ini.
Sungguh, puasa mampu membentuk manusia baru, Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa berpuasa dengan niat mencari pahala dari Allah SWT, maka ia keluar dari bulan Ramadhan sebagaimana bayi baru lahir. Wallahu a’lam.
(Redaksi)

*Sajian Utama pada buletin INSPIRASI edisi II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar